What Do You Need I Have

Sabtu, 21 Mei 2011

MODAL KERJA

1. Pengertian Modal Kerja
Menurut Wasis (1991, p.63) Modal kerja adalah Modal Kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat – surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Modal kerja neto adalah keseluruhan harta lancar dikurangi utang lancar. Dengan perkataan lain modal kerja neto adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.
Menurut Bambang Riyanto, modal kerja berarti hasil produksi yang digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya.
Tujuan modal kerja menurut Bambang Roiyanti terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Membelanjakan operasinya sehari-hari
b. Memberikan perskot pembelian bahan mentah
c. Membayar upah buruh, gaji pegawai dan sebagainya
2. Konsep modal kerja
a. Konsep kuantitatif
Merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Konsep ini didaarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat “bebas” lagi dalam bentuk semula.
b. Konsep kualitatif
Merupakan kelebihan aktiva lancar yang dilatar belakangi oleh utang lancar atau modal kerja netto (net working capital).
c. Fungsional
Konsep ini didasarkan pada fungsi dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode tertentu. Dan ada juga sebagian dana yang dikelola tidak sepenuhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode tertentu. Inilah yang disebut future income. Misalnya: perusahaan dagang tekstil menanamkan sebagian dananya dalam surat obligasi pemerintah. Dana yang ditanamkan dalam obligasi tersebut menghasilkan current income yaitu dalam bentuk bunga obligasi (coupon) tetapi karena perusahaan ini didirikan dengan maksud untuk berusaha dibidang perdagangan tekstil, bukan dibidang investasi dalam surat-surat berharga maka dana yang tertanam tersebut nantinya dapat diuangkan dengan mudah dan selanjutnya dapat diinvestasikan dalam tekstil. Dan tersebut digolongkan sebagai modal kerja potensial (potental working capital)
Contoh :
AKTIVA
Kas
Piutang Dagang
Persediaan
Total Aktiva Lancar
Mesin
Penyusutan Mesin
Gedung
Penyusutan Gedung
Total aktiva

Hutang
Hutang dagang
Hutang wesel
Hutang Lainnya
Total Hutang

MODAL SENDIRI
Modal Saham
Laba Ditahan

Total hutang dan Modal Sendiri

Rp. 20.000.000
60.000.000
80.000.000
Rp. 160.000.000
70.000.000
(14.000.000)
120.000.000
(24.000.000)
Rp. 312.000.000


Rp. 40.000.000
25.000.000
35.000.000
Rp. 100.000.000


Rp. 200.000.000
12.000.000

Rp. 312.000.000



Dari contoh di atas dapat dihitung :
1. Modal kerja kuantitatif
Kas Rp. 20.000.000
Piutang Dagang Rp. 60.000.000
Persediaan Rp. 80.000.000
Modal kerja bruto Rp. 160.000.000
2. Modal kerja kualitatif
Total aktiva lancar Rp. 160.000.000
Total hutang lancar Rp. 100.000.000
Modal kerja neto Rp. 60.000.000
Berdasarkan contoh diatas, apabila disertai informasi tentang majgin laba besar 25% dan surat-surat berharga (efek-efek) sebesar Rp. 12.000.000 maka :
3. Modal kerja fungsional adalah terdiri dari :
 Modal kerja riil :
Kas Rp. 8.000.000
Piutang Dagang (75%) Rp. 45.000.000
Persediaan Rp. 80.000.000
Penyusutan Mesin Rp. 14.000.000
Penyusutan Gedung Rp. 24.000.000
Modal Kerja Riil Rp. 171.000.000
 Modal Kerja Potensial :
Efek-efek Rp. 12.000.000
Marjin laba piutang (25%0 Rp. 15.000.000
Modal Kerja Potensial Rp. 27.000.000
 Sedangkan yang termasuk bukan modal kerja dalam konse fungsional :
Mesin Rp. 7.000.000
Gedung Rp. 120.000.000
Bukan Modal Kerja Rp. 127.000.000

3. Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor dalam Bambang Rianto Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis yaitu :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan yaitu :

a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.
b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibagi:
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capita) modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
4. Kebijakan Modal Kerja
Untuk mencapai tujuan oerusahaan kebijakan dalam pengelolaan modal kerja terbagi menjadi 3 tipe yaitu :
1. Kebijakan Konservatif
Merupakan manajemen modal kerja yang dilakukan dengan hati-hati, artinya pada kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang. Sedangkan modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
2. Kebijakan Agresif
Merupakan suatu kebijakan dimana sebagian modal kerja permanen dibelanjai dari sumber dana jangka panjang. Sedangkan modal kerja permanen variabel di biayai dengan sumber dana jangka pendek.
3. Kebijakan Moderat
Merupakan suatu kebijakn dimana aktiva yang bersifat tetap dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang. Sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
Sumber modal yang permanen seperti saham , sedangkan sumber modal berjangka panjang dan yang lain adalah obligasi.

5. Manfaat Dan FaktorYang Mempengaruhi Modal Kerja
Menurut bambang riyanto perusahaan membutuhkan modal kerja ditentukan oleh 4 faktor:
a. Volume Penjualan Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan.
b. Faktor Musim dan Siklus Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam Teknologi Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.
Manfaat modal kerja diantaranya:
a. Melindungi perusahaan terhadap penurunan nilai aktiva lancar
b. Dapat memenuhi kewajiban finansial tepat waktu
c. Memberikan jamnan kepada perusahaan untukmemiliki kredit standing yang semakin besar sehingga perusahaan memilikikesiapan dalam menghadapi berbagai kemungknan yang membahayakan perusahaan
d. Memungkinkan perusahaan memiliki persedian yang cukup
1. Perilaku menghadapi resiko (2005 : 136)
Perusahaan membiayai modal kerja biasanya untuk mendukung penjualan. Banyak perusahaan yang menetapkan aktiva lancar sesuai dengan proporsi penjualan tahunannya. Fluktuasi musiman akan permintaan untuk produk atau jasa perusahaan merupakan faktor penentu besarnya modal kerja. Adanya tren produk tertentu pada waktu tertentu menyebabkan permintaan akan barang atau jasa meningkat sehingga diperlukan modal kerja yang tinggi. Perubahan teknologi yang tentu saja berdampak pada proses produksi dapat mempunyai pengaruh kuat pada kebutuhan terhadap modal kerja. Pada proses produksi konvensional yang biasanya dikerjakan oleh tenaga manusia kemudian digantikan oleh mesin dapat mengurangi pengeluaran terhadap pekerja yang akhirnya akan mengurangi kebutuhan modal kerja. Kebijakan perusahaan akan berdampak pada tingkat modal kerja permanen maupun musiman, misalnya ada kebijakan penghematan yang ditekankan oleh manajemen baru.
Perusahaan besar mempunyai perbedaan modal kerja yang mencolok dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar dengan banyak sumber dana mungkin membutuhkan modal kerja yang lebih kecil disbanding dengan total aktiva atau penjualan. Aktivitas perusahaan berarti keadaan bisnis, misalnya sebuah perusahaan yang menawarkan jasa tidak akan memberikan piutang sehingga modal kerja yang diperlukan semakin kecil. Ketersediaan kredit, jika perusahaan dapat meminjam untuk membiayai dengan kredit maka diperlukan kas yang lebih sedikit. Perilaku akan keuntungan berarti menambah jumlah produksi dan juga akan menambah total aktiva lancar. Jumlah yang besar pada aktiva lancar akan mengurangi keuntungan keseluruhan, makin besar tingkat aktiva lancar semakin kecil resiko
Sumber-sumber yang Akan Menambah Modal Kerja
modal kerja yang diperoleh perusahaan bersumber dari :
a. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
b. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
c. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan. Misalnya, penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar maka penggunaan aktiva lancar ini tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah yang sama.
Penentuan besaran kebutuhan modal kerja
a) Metode keterikatan dana
Merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan mempertimbangkan dua faktor yaitu: periode terikatnya modal kerja dan pengeluaran kas setiap hari
Contoh: sebuah perusahaan memeliki data tentang modal kerja sebagai berikut:
Periode perputaran:
Lamanya proses produksi = 3 hari
Lamanya barang disimpan dalam gudang = 8 hari
Lamanya waktu penerimaan piutang = 15 hari
Periode perputaran modal kerja = 26 hari

Pengeluaran setiap harinya
Bahan mentah = Rp. 350.000,-
Bahan pendukung = Rp. 150.000,-
Upah tenaga kerja = Rp. 250.000,-
Pengeluaran lain-lain = Rp. 115.000,-

b) Metode perputan modal kerja
Simpulan
Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

class='post hentry uncustomized-post-template'>